DEAR TUBAN
Dear, Tuban
Makasih ya udah menyediakan kuliner yang murah, meriah serta pedas 😂. Makasih ya, udah buat pusat kota tuban gak jauh dari Jenu. At least, kalau aku bosan bisa keliling kota sambil hafalin nama jalannya 😎. View kota pinggir laut yang indah dan penduduknya yang menurutku gak se-bar bar medan dan gak se-cuek jakarta. Tuban yah kota yang gak terlalu sepi, gak luas dan gak ada Mall (Please, jangan lupakan mall pelayanan publik). Lagian anggap aja, penempatan di tuban itu melatih dirimu supaya jadi manusia yang less kapitalis 😂.
Lagian apa yang diharapkan dari kota besar (Please, sadar diri rankingmu berapa, Al 👎). Ntar gaji habis buat ke mall, gak bisa nabung untuk beli seperangkat Apple Environment. Selain itu, kata bapak Tunas baru lebih baik tumbuh di tanah orang. Pasti ada hikmah dan manfaat dari Tuban ini.
Honestly, setelah hampir sebulan pindah ke tuban gak ada satu hal pun yang buat aku kesal dan sedih. Lingkungan kantor yang super baik, fasilitas yang memadai, dapat senior berasa kakak dan bendahara berasa ibu, terus kerjaan juga gak banyak banget. So far, aku masih santai aja di sini sambil menunggu kemana takdir akan membawaku. Kan aku gak pernah tahu, aku bakalan nikah sama siapa dan dimana bakal melanjutkan hidup. So, just enjoy the moment.
Sekarang aku masih berharap, aku bisa punya kegiatan di luar dari kantor. Misalnya kursus bahasa asing atau kelas menjahit atau kelas memasak. Anything that could give me more activity and connections. Semoga yah aku punya kerjaan lain guysss. Tahu Lontong Merakurak
Comments
Post a Comment